Fenomena keberadaan anak jalanan atau yang populer dengan sebutan anak punk, perlu menjadi perhatian bersama. Menjadi anak punk, bukan semata-mata keinginan mereka, namun ada berbagai faktor yang menjadi penyebabnya seperti kemiskinan, ketidakharmonisan keluarga maupun kurangnya pendidikan dan pengetahuan agama.
Anak jalanan yang kita temui saat ini adalah anak-anak yang berumur dibawah 17 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya, mereka larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya, hidup di jalanan menjadi pilihan untuk menghabiskan waktunya dalam melakukan kegiatan sehari-hari, ” ucap AIPTU Febri Afandi, S.H.
Saat kita tanya, kebanyakan mereka bingung menjelaskan tentang alamat rumah, karena memang sudah dibiarkan oleh keluarganya. Untuk pulang pun mereka tidak tahu harus kemana, karena sudah melepaskan diri dari keluarga. Mereka menjalani hidup dijalanan, untuk memenuhi kebutuhan makan, biasanya mereka mengamen, yang kadang meresahkan masyarakat karena kalau tidak diberi akan memaksa, ” tambah Bripka Mujianto.
Sesuangguhnya anak punk itu jangan ditakuti, tapi perlu dirangkul dan dibina. Mereka masih anak-anak. Sama seperti anak-anak kebanyak, anak punk juga sangat senang bermain. Perilaku mereka sangat beragam, ada yang biasa, ada yang tidak mau sekolah, suka kebebasan, namun tidak jarang pula mereka bahkan ada yang berbuat kriminal, ” terang AIPTU Febri Afandi.
Kepada mereka yang berperilaku tidak menyenangkan, yang berdampak pada keresahan di masyarakat, kita lakukan pembinaan. Kita dari Kepolisian berpesan kepada para orangtua, agar dapat menjaga dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Berikan perhatian, kasih sayang dan cintai mereka, juga berikan pendidikan untuk masa depan mereka, jangan sampai ditelantarkan, ” pesan Bripka Mujianto.












