polrestuban-Pagi hari di Desa Sokogunung, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, Jatim begitu berbeda. Warga berbondong-bondong menuju Balai Desa Sokogunung dengan membawa sajian dalam wadah nampan. Sajian berupa nasi dan lauk-pauk yang dikemas menjadi satu tersebut sebagai rasa syukur atas nikmat berkah dan barokah menjelang musim penghujan pada tahun ini, karena nasi berikut aneka ragam lauk seperti sayur urap-urap, tempe goreng, telur dan mie kering dimasukkan dedalam nampan dan disertai jajanan berupa apem yang ditempatkan dibawah nasi.
Tradisi sesaji di hari Jum’at Pon ini diadakan sebagai tolak balak agar seluruh desa selamat. Area yang dipergunakan adalah “ Balai Desa “ yang biasa dipilih oleh warga karena diyakini sebagai tempat yang bersejarah.
Sejatinya tradisi adat berupa “ Campuir Bawur “ ini sudah banyak ditinggalkan masyarakat. Menurut mbah Salamun, 70 tahun, sesepuh Desa Sokogunung, Kec. Kenduruan, tradisi adat berupa campur bawur ini rutin dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Namun antusias warga terus menurun, dan mbah Salamun sang sesepuh desa setempat berharap kepada Kepala Desa, Bhabinkamtibmas, Perangkat desa, Ketua RT/RW dan para tokoh yang di Desa Sokogunung menggiatkan kembali tradisi tinggalan nenek moyang ini agar tidak punah karena waktu.
Tradisi adat “ Campur Bawur “ dilaksanakan setiap satu tahun sekali, Dimulai dengan doa oleh sesepuh desa, kemudian warga bertukar makanan dan tradisi diakhiri dengan makan bersama sajian yang telah disiapkan. Banyak warga yang berebut membawa pulang nasi dan jajanan untuk dibawa pulang dan diberikan kepada sanak familinya agar diberikan kesehatan dan keselamatan.
Mbah Salamun sesepuh desa setempat bercerita, Konon menurut cerita jaman dulu, ada macan goib, piaraan mbah wali kusumo jati dengan macan mbah wali jogan dengan nama gembong putih, yang pada saat tersebut macannya sangat galak dan selalu minta bawon atau korban manusia, selanjutnya biar terhindar dari bencana serta dengan mengharap berkah biar dijauhkan dari bencana maka selanjutnya diadakanlah selamatan yang waktunya selalu hari Jum’at pon setiap satu tahun sekali.
Agar pelaksanaan tradisi tersebut berjalan dengan lancar, Bhabinkamtibmas Desa Sokogunung AIPDA Urip beserta perangkat desa setempat pada hari Jum’at Pon ( 24 Nopember 2017 ) turut hadir ditengah-tengah kegiatan masyarakat tersebut.
Dalam sambutannya, AIPDA Urip selaku Bhabinkamtibmas Desa Sokogunung menyampaikan, “ Tradisi turun temurun ini adalah peninggalan nenek moyang kita, jadi tradisi ini supaya dilestarikan agar tidak punah karena waktu “, ungkapnya.
“ Namun demikian, warga diharapkan jangan percaya dengan ha-hal yang berbau tahayul atau yang berbau mistis, kita tetap percaya bahwa rejeki, jodoh, meninggal dunia, itu sudah ada yang mengaturnya yaitu Allah SWT, kita tetap tawakal, sabar, berusaha, dan berdoa semoga apa yang kita harapkan bisa terlaksanakan dan terkabulkan “, pungkasnya.