Pada tahun yang lalu, Tim penyidik dari Kepolisian, memeriksa beberapa orang yang diduga terlibat dalam penyebaran atribut PKI pada pelaksanaan karnaval HUT Kemerdekaan RI yang digelar. Merekaterdiri dari unsur panitia penyelenggara, dan juga dari unsur sekolah dan peserta karnaval yang membawa lambang PKI.
Para peserta diminta mementaskan peran dan kekejaman PKI, isinya antara lain memakai kostum 8 Jendral yang terbunuh dengan baju kebesaran Jendral, dalam barisan atas tokoh-tokoh PKI Aidit dan kawan-kawan dan anggota PKI bersenjata clurit dan simbol-simbol palu dan arit. Dalam barisan juga dimunculkan barisan wanita PKI dan tokoh-tokoh wanita PKI dalam organisasi (Gerwani) menggunakan kebaya dan jarit sederhana khas wanita desa tempo dulu.
Agar tidak menimbulkan keresahan, kesalahpahaman serta menuai protes dari masyarakat, Kapolsek Widang AKP Totok Wijanarko, S.Pd, memerintahkan kepada para Bhabinkamtimas Polsek untuk melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat Desa Binaannya masing-masing.
Penampilan atribut dan gambar-gambar PKI dalam kegiatan karnaval bisa menunai protes masyarakat, karena simbol PKI yang dipajang bila lupa tidak diberi tanda silang, seolah-olah ingin mengkampanyekan simbol-simbol PKI kepada masyarakat ini yang kita cegah agar tidak terjadi di sini, ” terang Kapolsek kepada kontributor, Senin (19/08/19).
Kepada warga masyarakat baik panitia maupun peserta kami sampaikan apa yang menjadi arahan dari bapak Kapolsek. Hal ini agar bisa ditindaklanjuti. Masih banyak tema yang menarik untuk diangkat dalam perayaan HUT RI ini, seperti Kebudayaan Indonesia, kebinekaan, kesenian tradisional. Yang penting jangan sampai menimbulkan pro-kontra di publik. Isilah dengan hal – hal menarik namun tetap pada koridor aturan, jangan melanggar hukum, ‘ tegas AIPTU Febri Afandi, S.H, saat menyampaikan himbaun kepada warga di desa binaan.
